Minggu, 24 Juli 2011

20 Tanya Jawab Antara Rasulullah Dengan Iblis


Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras.”
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),
“Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah, “Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?”
Taklimat Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya.”
Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu.”
Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
“Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini.”
Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, “Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.
Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku.”
Pertanyaan Nabi (2):
“Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?”
Jawab Iblis:
“Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.
Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat.”
Pertanyaan Nabi (3):
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?”
Jawab Iblis:
“Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat.
Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain daripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan carut-marut.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut.”
Pertanyaan Nabi (4):
“Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis:
“Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku”
Pertanyaan Nabi (5):
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya.
Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis sholatnya, hilang khusyuknya – matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman.”
Pertanyaan Nabi (6):
“Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya.”
Pertanyaan Nabi (7):
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya.”
Pertanyaan Nabi (8):
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasa.”
Pertanyaan Nabi (9):
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis:
“Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar – besar seteruku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata: “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk.”
Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz Hadits-haditsmu.
Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan, “Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan, “Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid.”
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu’ – dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata, “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya.” Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri kepadanya.”
Pertanyaan Nabi (10):
“Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat.” Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat.
Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur.”
Pertanyaan Nabi (11):
“Siapa yang serupa dengan engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam.”
Pertanyaan Nabi (12):
“Siapa yang mencahayakan muka engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji.”
Pertanyaan Nabi (13):
“Apakah rahasia engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari.”
Pertanyaan Nabi (14):
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah merasa kenyang.”
Pertanyaan Nabi (15):
“Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya.”
Pertanyaan Nabi (16):
“Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?”
Jawab Iblis:
Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu.”
Pertanyaan Nabi (17):
“Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka (mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar, maghrib dan isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat.”
Pertanyaan Nabi (18):
“Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam.”
Pertanyaan Nabi (19):
“Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya”
Pertanyaan Nabi (20):
“Apa lagi yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian, mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda,’Syurga itu di bawah tapak kaki ibu’”

Subhanallah, Maha Suci Allah.

Rabu, 23 Februari 2011

Dalam Urusan Melihat Dunia dan Urusan Akhirat

Dalam urusan dunia kita seharusnya melihat kebawah maka kita akan senantiasa bersyukur akan nikmat Allah yang diberikannya kepada kita saat ini. Ketika dalam urusan dunia ini kita melihat keatas maka kita akan sulit untuk mensyukuri nikmat, yang ada kita akan selalu merasa kurang dan kurang. Tetangga kita beli motor baru keluaran terbaru, jidat di kepala kita tempel dengan satu tempel koyo karena kita kepusingan sendiri melihat tetangga yang baru saja membeli motor. Apalagi tetangga kita beli kendaraan roda empat, mungkin tempel koyo yang nempel dijidat kita 2 atau 3 buah, karena adanya iri dan dengki dan ditambah kepusingan sendiri melihat tetangga kita yang beli mobil baru itu. Capek deh...

Kita syukuri apa yang telah Allah berikan kepada kita saat ini. Kalau saat ini Allah baru memberikan nikmat kepada kita sebuah motor keluaran tahun 2000 syukuri nikmat itu. Coba kita lihat kebawah, masih banyak mereka yang memiliki motor keluaran tahun 1990 atau masih banyak juga mereka yang belum memiliki motor tapi hanya memiliki sepeda ontel dan masih banyak juga yang tidak memiliki motor ataupun sepeda ontel. Oleh karenanya ketika kita dalam urusan dunia melihat kebawah maka kita akan senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita saat ini. Dan Allah akan menambahkan nikmat kepada orang-orang yang senantiasa bersyukur akan nikmat-Nya. "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Qs. Ibrahim:7)

Dalam urusan akhirat sejatinya kita harus melihat keatas. Dalam urusan akhirat ini tidak lepas dari urusan ibadah kepada Allah SWT. Kita akan merasa kurang dan kurang dalam beribadah kepada Allah SWT jika kita melihat keatas. Kita harus melihat orang-orang sholeh beribadah, mereka yang rajin, tekun dan semangat dalam beribadah.

Selama ini mungkin kita merasa sudah cukup dengan melakukan shalat 5 waktu tanpa menambahkan jenis ibadah ibadah lainnya. Mereka berkata “masih mending gue shalat, noh masih banyak yang nggak shalat…”, “aduh… baca Al-Qur’an? nggak sempet neh… tapi khan gue shalat 5 waktu, cukup shalat dulu aje deh…” bahkan ada yang parah lagi, ada sebagian dimasyarakat kita mereka berpuasa pada saat bulan ramadhan tetapi shalatnya masih bolong, ini terjadi karena kita melihat kebawah dalam urusan akhirat, karenanya kita merasa cukup dengan ibadah yang telah kita lakukan, padahal masih banyak amaliah-amaliah yang belum kita kerjakan. Fastabiqul Khairat ajakan Allah di dalam Al Qur’an (Qs Al Baqarah:148, Al Maidah:48) yang dengan itu kita disuruh berlomba-lomba dalam kebenaran, dalam berbuat kebajikan, dalam beramal sholeh, dalam beribadah kepada-Nya.

Kita harus merubah cara pandang dalam urusan dunia dan cara pandang dalam urusan akhirat kita selama ini. Dalam urusan dunia lihatlah kebawah dan dalam urusan akhirat lihatlah keatas. Yang dengan itu adalah supaya kita senantiasa dapat mensyukuri nikmat-Nya dan memotivasi kita untuk meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT.

Bukankah kita senantiasa membaca dan mengaminkan doa yang sudah kita hafal tentunya sedari kecil, baca dan perhatikanlah baik-baik doa ini:

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (Qs. Al Baqarah : 201)

Segala apa yang diberikan oleh Allah SWT. kepada orang yang beriman didunia adalah suatu kebaikan, baik itu ujian yang berupa kenikmatan dan ujian yang berupa musibah. Sungguh indah urusan orang-orang beriman itu di dunia, ketika Allah memberikan ujian kenikmatan ia senantiasa bersyukur dan itulah pilihan yang ada kebaikan didalamnya dan ketika Allah memberikan ujian musibah maka ia bersabar, dan itu juga pilihan yang ada kebaikan didalamnya, “berilah kami kebaikan di dunia”.

Ibadah yang dilakukan oleh orang yang beriman didunia adalah untuk bekal dikehidupan yang abadi yaitu akhirat. Surga adalah kebaikan di akhirat yang hanya diperuntukkan oleh Allah untuk hamba-hambanya yang senantiasa meningkatkan amal ibadah dan beramal sholeh ketika di dunia, "berilah kami kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

Wallahu a’lam bishshawab

Jumat, 18 Februari 2011

" RAJA DARI SEMUA BACAAN ISTIGHFAR "

قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ، وَوَعْدِكَ، مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.) قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
(صحيح البخاري)



Sabda Rasulullah saw :
Raja dari semua doa mohon pengampunan adalah kau ucapkan : “(Wahai Allah, Engkau Tuhanku, Tiada Tuhan selain Engkau, Engkau yg menciptaku, dan aku adalah Hamba Mu, dan Aku ada pada janji dan sumpah setiaku (syahadat), dan aku berbuat semampuku (menunaikan janji dan sumpahku itu), aku berlindung pada Mu dari keburukan yg kuperbuat, aku sadari kenikmatan Mu atasku, dan aku sadari pula perbuatan dosa dosaku pada Mu, maka ampunilah aku, karena tiada yg mengampuni dosa kecuali Engkau). Barangsiapa yg mengucapkannya di siang hari dg mendalami maknanya lalu ia wafat dihari itu maka ia masuk sorga, barangsiapa yg mengucapkannya dimalam hari dg mendalami maknanya dan ia wafat sebelum pagi maka ia masuk sorga” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ، وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ، اْلَحَمْدلُلهِ الَّذِيْ هَدَانَا، بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ، وَقَدْ نَادَانَا، لَبَّيْكَ ياَمَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ، الحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا اْلمَحضر، وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذِهِ اْلمُنَاسَبَةِ ...

Limpahan puji ke hadirat Allah Jalla wa ‘Alaa, Maha raja langit dan bumi, Maha Suci Allah, Maha penguasa tuggal, Maha mencintai hamba Nya melebihi segenap kecintaan, mencintai mereka dan menyayangi mereka dengan kelembutan, mulai dari manusia tercipta dan mulai dari manusia berada dalam sel rahim ibunya, belum mengenal siapapun hanya Allah, Yang merangkai dan membangun tubuh kita dengan kesempurnaan sehingga lahirlah tubuh yang ada pada kita ini dengan kepemilikan tunggal dariNya,
tidak dirangkai dan dicipta oleh makhluk terkecuali oleh qudrah (takdir) Ilahi yang Maha Sempurna, sehingga terbentuklah tubuh mulia ini, anugerah yang luhur datang dari Rabbul ‘alamin, dititipkan kepada ayah bunda kita hingga kita lahir ke muka bumi dengan kasih sayangNya, dititipkan melalui bunda kita, kemudian manusia tumbuh dewasa,

Diantara mereka ada yang kufur (dan) ada yang shaleh, ada yang taat kepada Allah (dan) ada yang kufur kepada Allah, namun Sang Maha Penyabar tetap memberi dan memberi, Sang Maha Penyabar tetap memberi rizki walaupun Allah SWT difitnah dan dicaci, walaupun Allah SWT ditantang dengan kemungkaran dan dosa, namun Maha raja langit dan bumi yang maha lembut masih tetap memberi mereka rizki dan menawarkan pengampunan, menawarkan taubat, menawarkan kemuliaan tauhid bagi mereka yang mau menerima kasih sayang Ilahi untuk mendapatkan kasih sayang Nya yang abadi, yang dikhususkan bagi mereka-mereka yang beriman, yang dikhususkan bagi mereka yang mensucikan Allah, yang bibirnya bercahaya dengan zikrullah , yang panca inderanya dan tubuhnya dipenuhi hal-hal yang di ridhai Allah,
tersisa para pendosa tersisa para pembuat kemungkaran dan kehinaan masih di tawarkan bagi mereka pengampunan, dan selama mereka masih dalam Islam , masih menyembah Allah, tidak menduakan Allah dan tidak mengakui ada Nabi selain Muhammad SAW Khaatamul Anbiyaa’ Wal Mursalin, maka sebesar apapun dosa mereka di dunia, Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang akan memberikan kesempatan bagi mereka penyucian dosa di dunia, jika tidak dibersihkan (dg musibah) maka akan dicuci dalam kubur dengan kehinaan, jika tidak terselesaikan akan dicuci di dalam api neraka dan setelah itu mereka akan sampai ke dalam surga yang abadi, demikian kasih sayang Ilahi terhadap kalian ummat Sayyidina Muhammad SAW wa baraka ‘alaih.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Allah SWT memuliakan hamba-hambaNya dengan bimbingan keluhuran , dengan manusia yang paling lembut dan berkasih sayang, dengan manusia yang paling ramah dan indah , Sayyidina Muhammad SAW …وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ , (dan Sungguh Engkau Wahai Muhammad berada pd Akhlak yg Agung” (QS Nun 4)
Seraya bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :

... إِنَّ أَحَدَكُمْ يَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِحَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجنةِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ يَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجنة حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا

Hadirin hadirat..
Rasul SAW bersabda diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari : “ Ada diantara kalian - tidak semuanya- beramal dengan amal-amal jahat dan hina, perbuatan penduduk ahli neraka, hingga jarak antara dia dan neraka hanya seperti satu hasta saja, namun Allah menghendaki berbeda maka Allah memberinya hidayah kemudian ia beramal dengan amalan ahli surga, maka masuklah ia ke dalam sorga. Dan sungguh ada di antara kalian yang beramal dengan amal ahli sorga hingga jarak antara dia dan sorga hanya satu hasta saja, namun didahului oleh ketentuan Allah maka ia pun berubah dan di cabut hidayahnya kemudian ia beramal dengan amal ahli neraka, maka masuklah ia ke neraka.

Hadirin hadirat…
Penjabaran hadits ini sangatlah panjang , insya Allah saya ringkaskan dulu penjabaran maknanya. Dijelaskan oleh Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar Al ‘Asqalani di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari dan lainnya, bahwa hadits ini adalah tahziiran ( peringatan), wa tabsyiiran ( kabar gembira), wa rajaaan ( pengharapan ) untuk orang –orang muslim yaitu agar orang-orang yang banyak beramal pahala tidak sombong, jangan menyombongkan dirinya “aku sudah beramal banyak”…apa si fulan itu pezina! si fulan itu pemabuk! si fulan itu berbuat mungkar!, aku siang dan malam di dalam kemuliaan..hati-hati Allah bisa mencabut hidayah kita dengan getaran hati kita. Sebaliknya jangan berputus asa bagi mereka yang banyak berbuat dosa, bisa saja Allah SWT melihat kebaikan di hatinya kemudian Allah memberikan hidayah, sepanjang umur dia banyak dosa di akhirnya Allah memberi hidayah, beramal dengan amal ahli sorga masuklah ia ke sorga. Jadi ringkasnya adalah orang yang banyak beribadah jangan sombong, dan orang yang banyak bermaksiat jangan putus asa dari kasih sayangNya. Betapa indahnya ucapan-ucapan Sayyidina Muhammad SAW, beruntung mereka yang banyak beribadah agar semakin luhur dan beruntung mereka yang dalam kehinaan dosa agar tidak putus asa dari rahmat Allah SWT, sempurna tuntunan Sayyidina Muhammad SAW.

Hadirin hadirat…
Dan disyarahkan pula dalam hadits ini tentang ketentuan-ketentuan Ilahi bisa berubah dengan niat kita, niat di dalam sanubari niat berbuat baik, niat berbuat luhur, niat dan berfikir mulia, hal itu bisa merubah ketentuan yang akan datang. Allah Maha mampu merubah takdirNya kepada kita, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari Rasul SAW bersabda : “ Barangsiapa yang ingin diluasakan rizkinya, dan dipanjangkan usianya maka hendaklah ia menyambung silaturrahmi “. Kok bisa silaturrahmi memanjangkan umur, kok bisa menyambung silaturrahmi meluaskan rizki?, karena yang Maha memiliki ajal adalah Allah, Allah sudah menentukan untuk kita, fulan bin fulan jika menyambung silaturrahmi maka usianya sekian, kalau ia putuskan silaturrahmi maka usianya sekian, kalau ia menyambung silaturrahmi rizkinya sekian, kalau ia putuskan silaturrahmi maka rizkinya sekian, ketentuan Ilahiah yang mungkin saja dari kebaikan berubah menjadi kehinaan karena niat dan dosa kita , sebaliknya dengan niat mulia kita, dengan amal pahala kita, menghindari hal-hal yang dilarang Allah SWT semampunya, menjalankan perintah Allah SWT semampunya, dengan itu jelanglah kebahagiaan dunia dan akhirah, semakin kita berbuat baik semakin indah ketentuan yang akan datang bagi kita .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian indahnya ketentuan Rabbul ‘Alamin SWT yang maha melimpahkan kemuliaan dan keberkahan bagi hamba-hambaNya .


وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ اْلقُرَى أَمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ . ( الأعراف : 96 )

“Jikalau seandainya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami (Allah) akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami (Allah) siksa mereka disebabkan perbuatannya”. ( Al A’raf : 96 )

Allah SWT berfirman : Kalau seandainya penduduk itu, masyarakat itu beriman dan bertakwa , banyak beribadah niscaya Ku limpahkan keberkahan dari langit dan bumi, kemakmuran tumbuh dan muncul , musim penghujan tidak membawa banjir dan musibah, musim kemarau tidak membawa musibah, tanah menjadi subur tidak ada hama, tidak ada apa-apa, gempa dan lain sebagainya tidak terjadi karena orang-orangnya bertakwa dan beriman, namun karena banyaknya dosa maka yang maha lembut menjadikan musibah sebagai penghapus dosa. Hadirin hadirat..makin banyak dosa kita makin banyak musibahnya, musibah itu datang dari cinta Allah . Dan jangan kita terkena musibah setelah kita wafat, namun tentunya kita tidak menginginkan musibah, itu niatan di akhirah maka berdoalah. Telah kita sampaikan malam selasa yang lalu sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Sayyididina Abu Hurairah RA :

مِنْ أَكْثَرِ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقُوْلَ: " اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ"

Doa yang paling banyak dipanjatkan oleh Rasulullah SAW doa itu , “Wahai Allah Tuhan Kami, beri kami bahagia di dunia, bahagia di akhirah, jauh dari api neraka “, indahnya ajaran Ilahi agar kita mendapatkannya. Beruntunglah yang mau memperbanyak doa ini, untuk siapa kebahagiaan dunia dan akhirah dan jauh dari api neraka? untuk yang banyak mengamalkan doa ini, sudah pasti akan mendapatkannya, semoga aku dan kalian dimuliakan dengan keagungan doa mulia ini dalam kebahagiaan dunia dan akhirah. Amin…

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...
Rasul SAW mengajarkan kepada kita Sayyidul Istighfar, raja dari semua istighfar. Istighfar itu banyak tapi Rasul SAW mengajarkan pimpinan atau raja dari semua doa memohon pengampunan kepada Allah SWT. Doa ini sangat agung dan sangat indah:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ...

“Wahai Allah Engkaulah Tuhanku”.

Kata “ Rabb ” mempunyai tiga makna ; Sang Maha Pemelihara, Sang Pemilik, dan Sang Maha Raja. Ini ketiganya ada pada Rabbul ‘Alamin SWT. Allaahumma Anta Rabbi “ Wahai Allah Engkaulah Tuhanku, Engkaulah yang menciptaku, dan memiliki ku, dan Engkaulah yang menjadi Maha Rajaku. اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ .. , kalimat ini mendekatkanmu kepada puncak kekhusu’an, jika kita mengucapkannya tentunya kita sudah tahu bahwa Tuhan kita Allah, tapi kita telah mengucapkannya dengan perkataan sanubari yang dalam, menyambung silaturrahmi ruh kita dengan Allah SWT agar lebih bercahaya dengan cahaya keagungan Ilahi hingga kita betul-betul merasa sangat dekat Allah SWT karena kasih sayangNya, kasih sayang yang lebih dari ayah bunda kita.

...اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي

“ Wahai Allah Engkaulah yang maha mengasuhku, yang maha memilikiku, yang maha rajaku “


لَاإِلهَ إِلَّا أَنْتَ

“ Tiada Tuhan selain Engkau ”


خَلَقْتَنِيْ

“Engkau yang telah menciptakan aku”

Engkau telah menciptaku dari tiada, asalnya manusia ini tidak pernah ada dan kita tidak pernah menginjak bumi serta tidak mengenal siapa pun dan tidak dikenal siapa pun, namun Allah yang menciptanya ke muka bumi.

وَأَنَا عَبْدُكَ

“ Dan aku adalah hambaMu “


وَأنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ

“ Dan aku berada di dalam janji dan sumpah setia kepadaMu ” yaitu kalimat syahadah


. مَااسْتَطَعْتُ

“ Tapi semampuku aku berbuat ”


وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ

“ Aku berlindung kepadaMu dari buruknya perbuatanku”

Subhaanallah,, Sang Nabi SAW mengetahui terlalu banyak ummatnya yang telah terjebak dalam dosa dan belum bisa meninggalkan dosa, lalu bagaimana caranya mengatasi dosa-dosanya?, berlindung kepada Allah dari perbuatan burukku. Mau berlindung kemana dari dosa kita,, siapa yang maha mampu merubah keadaan supaya kita lepas dari dosa?? Allah.

وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ

“ Aku berlindung kepadaMu dari buruknya perbuatanku “

maksudnya apa? Supaya Allah melindungi kita , kalau seandainya kita terjebak dalam dosa maka tentunya kalau kita dalam lindungan Allah, maka Allah ampuni. Kalau seandainya kita tidak mampu meninggalkan dosa, kalau Allah lindungi kita akan mampu meninggalkannya. Kalimat ini membuka kemuliaan luhur, di dalam kehidupan kita tidak lepas daripada segala ancaman dosa, sampai di hari kiamat maka Allah tidak akan lupa dengan kalimat “ Aku berlindung wahai Allah dari perbuatan buruk ku “, wahai Allah aku sadar tentang kenikmatanMu yang sangat besar , dan aku sadar juga betapa banyaknya dosa-dosaku, kalimat cinta dan rindu kepada Rabbul ‘Alamin.

Sudah mengeluh kesahkan kepada Allah, menyambung hubungan mulia dengan kasih sayang Ilahi , mengadu dan merasakan diri kita hanyalah hamba yang diciptaNya, mengadu bahwa kita mengetahui betapa banyak kenikmatannya dan betapa banyak pula dosa kita bukanlah kita banyak bersyukur tapi semua perbuatan syukur perlu disyukuri pula.

فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

“ Maka ampunilah Aku wahai Allah, karena tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau Wahai Allah “

Inilah indahnya Sang Nabi SAW cahaya jiwa beliau berpijar menerangi ummat beliau SAW hingga di akhir zaman, kalimat ini 14 abad yang silam, berapa ribu manusia dan berapa juta manusia yang termuliakan dan tersucikan hatinya dengan kalimat agung ini, seraya beliau SAW bersabda “ Barangsiapa yang mengucapkannya di pagi hari dengan mendalami maknanya lalu ia wafat di siang itu maka ia masuk surga, jika ia membacanya di malam hari dan ia wafat sebelum pagi maka ia masuk sorga “. Demikian tuntunan Sang Nabi SAW, ribuan orang yang telah selamat dari api neraka dan masuk sorga dengan banyak mengamalkan bacaan luhur ini.

Hadirin hadirat..
Inilah Sayyidul Istighfar, pemimpin daripada segala doa memohon pengampunan. Amalkanlah semampunya, jika mampu sebelum pagi sore ini hanya beberapa detik membacanya tidak sampai satu menit, kalau mau mendalaminya barangkali dua menit, tambah dengan rintihan sanubari paling lama tiga atau empat menit setelah itu selesai tiga empat menit mu itu, lewati harimu dengan kemuliaan dan keluhuran , jadikan hari-hari kita di dalam hari-hari yang indah. Semoga hari-hari kita semakin indah dengan kemuliaan tuntunan Sang Nabi dan cahaya sayyidul istighfar.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasul SAW bercerita “ Wahai para sahabatku, bagaimana jika seandainya kalian melihat ada seseorang yang membawa semua harta bendanya, emas, perak, berlian, dan semuanya, dia tidak punya rumah karena sudah dijual semua rumahnya hingga dijadikan harta, di taruh di atas ontanya berjalan dia kemana saja dengan hartanya, lalu dia duduk di bawah sebuah pohon untuk beristirahat dan tertidur, ketika terbangun dilihat onta berikut hartanya sudah tidak ada, betapa sedihnya,,bagaimana perasaannya? kata Rasul SAW, maka berkata para sahabat, Wahai Rasulallah , pastilah ia sangat sedih, bagaimana tidak sedih semua hartanya cuma itu lantas hilang begitu saja . Lalu Rasul SAW melanjutkan, setelah ia bangun kaget,risau dan sedih kemudian mencari hartanya kesana kemari sampai kelelahan, sudah terlalu lelah dia rebah dan tertidur dari lelahnya, saat ia bangun ia melihat onta dan hartanya di depan matanya, bagaimana perasaannya?, maka para sahabat berkata “ tentu ia akan sangat gembira wahai Rasul SAW dan tidak ada kegembiraan baginya seumur hidup kecuali kegembiraan itu , sudah dicari kemana-mana tidak ketemu hartanya saat ia tertidur kelelahan mencari, ternyata hartanya kembali sendiri di depan matanya, pasti ia sangat gembira. Rasul SAW berkata,” Allah lebih gembira menyambut hambaNya yang bertobat daripada orang itu yang menyambut hartanya yang kembali setelah hilang”. Kalau semua harta kita tiba-tiba hilang kemudian kembali lagi di hadapan kita, gembiranya bagaimana!? Allah SWT lebih gembira menyambut para pendosa yang bertobat, daripada orang yang kehilangan hartanya itu kata Sang Nabi SAW, sedikit Sang Nabi membukakan rahasia kelembutan Ilahi maka pahamilah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Inilah Rabbul ‘Alamin Jalla wa ‘Alaa SWT yang menawarkan kasih sayang dan keridhaanNya bagi hamba-hambaNya, beruntung mereka yang mau menjawab lamaran kasih sayang Ilahi. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Rasul SAW mendengar kabar bahwa Sa’ad bin Ubadah RA berkata dengan nada yang sangat marah “ kalau seandainya ada seorang lelaki mendekati istriku, akan ku tebas dengan pedangku ini “, para sahabat datang kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah Sa’ad bin Ubadah mau main hakim sendiri. Rasul mengalihkan pembicaraan, tidak meneruskan pembahasan tapi mengangkat derajat mereka kepada yang lebih luhur , seraya berkata :

أَتَعْجَبُوْنَ مِنْ غِيْرَةِ سَعَد ؟ لَأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّيْ .

Kenapa kalian,, kalian takjub dan heran melihat cemburu dan cintanya Sa’ad kepada istrinya? yang tidak mau melihat istrinya di ganggu oleh siapa pun, aku lebih cinta kepada kalian daripada Sa’ad kepada istrinya, dan Allah Lebih Lebih Maha cemburu dariku, aku lebih cemburu daripada Sa’ad. Al Imam Ibn Hajar Al ‘Asqalani Hujjatul Islam Wa Barakatul Anam dalam Fathul Baari bisyarh Shahih Al Bukhari dan juga para muhaddits lainnya, menjelaskan bahwa makna hadits ini Rasul SAW ingin mengenalkan cinta Allah dan cinta Sang Nabi kepada ummatnya . Bagaimana tidak, adakah manusia yang lebih mencintai kita di saat semua kekasih meninggalkan kita, dan Sang Nabi sibuk mengurus dosa-dosa kita. Jika semua ummatnya yang berdosa masih harus digiring ke dalam neraka , dan mereka harus merasakan api untuk menebus dosanya seraya beliau bersujud untuk menebus dosa mereka untuk dimaafkan oleh Allah SWT, demikian indah dan lembutnya Sang Nabi SAW di saat itu semua cinta terputus dan sirna kecuali cinta karena Allah, dan yang paling mencintai kita Sayyidina Muhammad SAW yang membela para pendosa dan di saat itu semua Nabi dan Rasul berkata :

نَفْسِيْ نَفْسِيْ اِذْهَبُوْا إِلَى غَيْرِيْ

(para nabi berkata : diriku diriku, pergilah pada selainku. Shahih Bukhari) kecuali Sayyidina
Muhammad SAW idolaku dan idola kalian yang sangat membela ummatnya di hari yang paling dahsyat dan sulit, selalu mendoakan kita dalam keadaan tersulit, di saat sakaratul maut beliau SAW masih mengingat ummatnya :

اللَّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ مَوْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِيْ

“ Wahai Allah keraskan dan pedihkan sakaratul mautku asalkan ringankan untuk ummatku”,

Inilah Sayyidina Muhammad SAW, Allah kabulkan doanya sehingga beliau merasakan pedihnya sakaratul maut, seraya mengusap dahinya daripada air keringat dingin yang terus mengalir, seraya berkata :

إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ

“ sungguh dalam kematian itu terdapat kepedihan “, (Shahih Bukhari)

Beliau menahan pedihnya, sakitnya yang itu meringankan seluruh ummatnya ketika sakaratul maut, sehinnga malaikat Jibril memalingkan wajahnya tidak mau melihat wajah Sang Nabi, Rasul SAW berkata kenapa engkau memalingkan wajah wahai Jibril?, Aku sedang kesakitan dan engkau membuang muka, Jibril berkata: Aku tidak bisa, tidak tega melihat wajahmu kesakitan Wahai Rasulallah,, demi menahan sakaratul maut agar teringankan untukku dan kalian hadirin hadirat, inilah Muhammad Rasulullah SAW Nabi kita semua yang berkata “ Allah itu lebih pencemburu daripada aku, kalau itu cintanya Rasul kepada kita maka Allah lebih lagi, kenapa? Siapa yang mencipta Nabi?, siapa? Allah. Sumber kelembutan adalah Rabbul ‘Alamin , maha paling indah yang menciptakan manusia terindah, ini untuk kalian wahai hamba-hambaKu, ini Nabi kalian Muhammad SAW Imaamul Anbiyaa’ wal Mursalin, bentuk dari lambang kelembutan Ilahi.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّارَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

(Tiada kuutus Engkau kecuali Rahmat bagi sekalian alam)

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Cahaya kemuliaan terus mengalir dalam kehidupan kita, merugi mereka yang meninggalkan hari-hari dan detik-detiknya dalam kemungkaran dan kehinaan dan beruntunglah mereka yang mengikutinya dengan keluhuran dan keindahan, keindahan di dunia dan akhirah keindahan yang abadi bersama keridhaan Ilahi SWT . Rasul SAW telah menyampaikan kepada kita betapa lemah lembutnya Allah. Allah SWT mengganjar setiap kesedihan hambaNya, kesedihan itu tidak dibiarkan begitu saja, semua apa yang membuat kita sedih itu adalah penghapusan dosa bagi kita, dan Allah mengganjar nya dengan pahala , seraya bersabda Rasulullah SAW : “Tiadalah satu di antara kalian mempunyai tiga anak yang wafat terkecuali dia itu tidak akan menyentuh api neraka”, karena apa? karena tiga kali ditimpa kesedihan dalam hidupnya anaknya wafat tiga orang, maka ia tidak akan menyentuh api neraka selama ia Muslim, kenapa? kesedihannya sudah membayarnya selepas daripada segala dosa dan kesalahannya dimaafkan Allah. Maka diantara sahabat berkata : “ bagaimana kalau cuma dua orang yang wafat Ya Rasulallah? Maka Rasul SAW berkata : “walaupun cuma dua”, maka ia telah Allah berikan kemuliaan karena pernah sedih hatinya selama ia tabah, selama ia tidak mencaci Allah karena telah wafat anaknya. Kalau ia berkata, mana ini kelembutan Allah, dusta..buktinya anakku diambilnya”, kalau sampai seperti itu maka tentunya tidak akan didapatkan kemuliaan ini. Jika ia tabah dan sabar ;” ya sudah milik Allah dan kembali kepada Allah”

إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ

“ Sungguh kami milik Allah dan kepadaNya kami kembali “

Maka kesedihan itu diganti oleh Allah. Dua kali ia kematian anaknya, maka ia sudah disabdakan oleh Sang Nabi lepas dari api neraka, demikian riwayat Shahih Al Bukhari. Namun Al Imam Thabrani di dalam Al Awsat meriwayatkan Hadits bahwa para sahabat bertanya,” bagaimana kalau yang wafat hanya satu? Maka Rasul SAW berkata “ walaupun satu “. (dinukil oleh Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar dalam Fathul Baari)Semoga Allah SWT membebaskan kita dari api neraka, kita tidak menginginkan musibah ini terjadi pada kita, tapi kita lihat kemuliaan dan kebahagiaannya. Hadirin hadirat, kalau Allah bisa memberi kepada mereka yang dirundung kesedihan , tidak mustahil Allah memberi kepada yang berdoa kepadaNya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Silsilatul Mahabbah ( rantai cinta ) kepada Rasul SAW dan orang-orang yang dicintai oleh Rasul SAW tersambung. Rasulullah SAW bersabda ketika melihat Sayyidina Hasan Ibn Ali RA :

اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُ، فَأَحِبَّهُ وَاحْبِبْ مَنْ يُحِبُّهُ

“ Wahai Allah saksikan aku mencintai dia,( yaitu cucu beliau saw yaitu Sayyidina Hasan Ibn Ali RA ), maka cintailah dia dan cintailah orang yang mencintai Hasan Bin Ali RA”.
Demikian indahnya doa Sang Nabi, Rasulullah kalau sudah cinta kepada seseorang langsung berdoa kepada Allah, Wahai Allah aku cinta kepada Hasan Bin Ali maka cintailah Hasan Bin Ali dan cintailah orang-orang yang mencintai Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA. Yang meriwayatkan hadits ini Abu Hurairah RA di dalam Shahih Al Bukhari , seraya berkata ; sejak aku mendengar itu tidak henti-hentinya orang yang paling aku cintai setelah Nabi adalah Hasan bin Abi Thalib, kenapa? karena Rasul telah mendoakan “ cintai orang yang mencintai Hasan bin Abi Thalib RA”. Rasul meminta kecintaan sampai pada orang yang mencintainya.

Hadirin hadirat..
Silsilah mahabbah ini mustamir (rantai cinta ini berkelanjutan), kemuliaan ini bukan dibuka oleh Rasul SAW kepada orang-orang yang dicintai oleh Sang Nabi SAW, masuk padanya para Awliyaa’ (para wali) dan para Shalihin terikat dengan sabda Sang Nabi :

المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“ Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintai “.

Maka cintailah para shalihin dan khususnya imam para shalihin, Sayyidina Muhammad SAW, yang dengan itu sempurnalah iman kita, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari :

لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

“ Tiada sempurna iman salah seorang diantara kalian sebelum aku lebih dicintainya daripada anak dan orang tuanya dan dari seluruh manusia”.

Kecintaan yang paling sempurna adalah tidak mencintai makhluk yang lebih besar daripada cintanya kepada Rasulullah SAW. Semoga Allah mewarnai jiwa kita dengan cahaya mahabbah kepada Nabi kita Muhammad SAW yang dengan itu kita sampai pada keridhaan Allah dan kesempurnaan iman.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian agungnya kemuliaan-kemuliaan yang disampaikan oleh Sang Nabi SAW. Saya tidak berbicara panjang lebar karena setelah ini ada beberapa hal yang perlu kita bahas, tentang pertanyaan yang sering muncul melalui surat, sms , atau lainnya.

Hadirin hadirat..
Pertanyaan muncul tentang bagaimana hukumnya mempercayai ramalan, yang muncul di televisi dengan sms dan lainnya, hal itu adalah dosa besar yang harus dihindari, jangan sampai kita terjebak pada ramalan-ramalan itu karena itu semua hanya dusta dan permainan mereka saja, mereka tidak mengetahui sesuatu, Yang Maha Mengetahui Allah, Yang maha mampu merubah keadaan hanya Allah. Namun kalau seandainya kita mempercayai ramalan orang itu, bisa saja Allah tentukan takdir kita kepada itu dan jadilah kita orang yang hina di sisi Allah, wal ‘iyazubillah. Jauhi!! Jangan sampai jari-jari kita terlibat untuk turut kirim sms ramalan-ramalan apa yang terjadi padaku nanti, na’uzubillah dan memasrahkan takdir kita kepada orang yang tidak tsiqah kepada Allah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian yang bisa saya sampaikan tentang ramalan, selanjutnya pertanyaan yang banyak tentang puasa Syawwal, sudah saya jelaskan tiga minggu yang lalu namun mungkin perlu diperjelas. Puasa Syawwal ini hukumnya sunnah, boleh dilakukan mulai tanggal 2 Syawwal sampai akhir Syawwal sebanyak 6 hari. Rasul SAW bersabda riwayat Shahih Muslim, “ Barangsiapa yang berpuasa 6 hari di bulan Syawwal ( puasa sunnah ), maka ia mendapatkan pahalanya seperti puasa sepanjang tahun”. Melakukan puasanya tidak harus berturut-turut, boleh 6 hari langsung berturut-turut atau di pisah-pisah demikian yang dijelaskan di dalam Busyraa Al Kariim bisyarh Al Muqaddimah Al Hadhramiyyah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Jadi, di putus-putus pun boleh dua hari dulu misalnya, sehari dulu ..selama masih bulan Syawwal itu boleh, niatnya dengan hati sudah cukup kalau dengan lafazh bahasa Indonesia boleh, kalau mau dengan bahasa Arab juga boleh, dan juga boleh dipadu dengan qadha’ Ramadhan, punya hutang puasa Ramadhan sekalian dua niat dengan ganti puasanya, qadha’ Ramadhan nya dapat, puasa sunnah Syawwal juga dapat. Khususnya kaum wanita yang barangkali dalam bulan Ramadhan tentunya kena haidh, qadha’ puasanya disatukan dengan puasa Syawwal . Al Imam Ibn Hajar menjelaskan bahwa hal seperti ini Tandarij (sah dan bisa dipadu) di dalam niatnya, jadi niat qadha Ramadhan satu hari dan puasa Syawwal sekaligus, dapat pahala qadha puasa Ramadhan dan pahala Syawal juga dapat. Niatnya, kalau tidak tahu bahasa Arabnya , maka dengan bahasa Indonesia. Niat qadha puasa Ramadhan di gabung dengan puasa Syawwal karena Allah semata.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, hal ini diperbolehkan di dalam mazhab As Syafi’I berpendapat kepadanya Al Imam Ramli dan Al Imam Ibn Hajar yang mengatakan hal ini boleh, namun ada pendapat lain yang mengatakan tidak diperbolehkan dua niat ini dipadu. Demikian hadirin hadirat..boleh di tambah lagi dengan puasa Senin Kamis dipadu lagi, misalnya puasa Senin Kamis digabung dengan puasa sunnah Syawwal , digabung dengan qadha’ Ramadhan ini boleh.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Semoga Allah SWT muliakan hari-hari kita, dan semoga Allah SWT mengabulkan segenap doa dan munajat kita . Kita bermunajat kepada Allah SWT, Rabbi ..bukakan bagi kami rahasia kemuliaan sayyidul istighfar, jadikan kalimat-kalimat luhur ini terpahat di dalam jiwa kami, dan bibir kami selalu mengucapkannya, dan jiwa kami selalu merintihkannya..

اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَاإلهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Wahai Allah Engkaulah Tuhan kami, dan tiada Tuhan selain Engkau , kami adalah hambaMu, kami adalah yang telah Kau ciptakan, dan kami mengetahui bagaimana mulianya Engkau dengan menciptakan kami dan kami juga mengikat janji yaitu kalimat “ Laa Ilaaha Illallah “, janji setia kami kepada Mu, dan kami semampunya menunaikan apa-apa yang kami mampu daripada janji setia kami dengan menjauhi hal-hal yang hina, dan mendekat pada hal-hal yang luhur semampu kami, dan kami tahu bagaimana limpahan kenikmatanMu, dan kami tahu bagaimana banyaknya dosa kami, maka ampunilah dosa-dosa kami Ya Allah, kami mengadukan kepadaMu buruknya amal perbuatan kami yang banyak, maka ampunilah dosa karena tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Rabbii..pastikan kami semua di dalam sorgaMu, dan jauh dari nerakaMu, dalam limpahan kebahagiaan dan keberkahan bersama para shalihin, bersama para sahabat, bersama para ahlu bait Rasul. Jadikan jiwa kami mencintai Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan jadikan jiwa kami ini mencintai Rasulullah SAW. Buka pemahaman di dalam jiwa kami untuk memahami cahaya keindahanMu Ya Rabbi, singkapkan hijab di dalam jiwa kami, hijab dosa, tabir dosa yang membentengi kami dari mengenal kelembutanMu, maka bukakanlah tabir itu Rabbi..buka tabir kegelapan dalam jiwa gantikan dengan cahaya keluhuran, bukakan dan terangi jiwa kami dengan keindahanMu Rabbi..yang dengan itu berjatuhanlah seluruh sifat-sifat hina di dalam jiwa kami, dan terbitlah sifat-sifat luhur , sifat untuk mendekat kepadaMu, sifat untuk meninggalkan kehinaan, sifat untuk selalu berbuat yang luhur, sifat untuk asyik berdoa, sifat untuk saling tolong menolong, sifat-sifat mulia, dan bukakan cahaya keindahan dalam hari-hari kami, perindahlah hari-hari kami Rabbi..terbitkan matahari kebahagiaan dalam hari-hari kami yang tiada pernah terbenam sampai kami berjumpa denganMu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya Zal Jalaali wal Ikram..

فَقُوْلُوْ جَمِيْعًا...
( Kataklanlah bersama sama )

ياالله.. ياالله.... يا الله .. يارَحْمَنُ يَارَحِيْم... لاإلهَ إِلَّا الله....لاإله إلاالله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَةٌ حَقّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Hadirin hadirat tidak lupa kita doakan Fadhilah As Sayyid Al Habib Hasyim bin Muhammad bin Shalih Al Hamid mata’anallahu bih, semoga dipanjangkan usia beliau dan semoga dengan kehadiran beliau ini bersambung sanad silsilah kita, sanad ijazah zikir kita, sanad ilmu kita kepada Al ‘Arif billah Al Habib Shalih bin Muhsin Al Hamid Tanggul). Ya Rahman Ya Rahim..kumpulkan kami dengan para pencintaMu di yaumul qiyamah, kumpulkan kami bersama para Shiddiqin. Yang hadir bersama kita semoga dipanjangkan usianya dalam keberkahan, para ulama dan para habaib sekalian semoga dilimpahi rahmat dan keberkahan, dan kita semua yang hadir semoga Allah pastikan kita wafat dalam husnul khatimah , semoga Allah pastikan kita wafat dalam hembusan rindu ke hadiratNya, dan bangkit bersama orang-orang yang rindu berjumpa dengan Allah “ Man Ahabba liqaai Ahbabtu liqaahu”. Demikian hadirin hadirat ..mengingat kembali indahnya Nabi kita Muhammad SAW , yang setelah itu kita mohonkan doa penutup dari yang mulia yang kita cintai Al Habib Hasyim bin Muhammad bin Shalih Al Hamid semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan kepada beliau, selanjutnya qasidah “ Muhammadun” dan setelah itu doa penutup. Tafaddhal Masykuraa.